3 Rekomendasi Buku untuk Food Blogger

by - Kamis, Oktober 31, 2024

 


Julukan  Food blogger atau food vlogger biasanya disandang seseorang yang dirasa mampu mereview makanan. Bermodalkan followers ribuan, gawai jernih canggih, skill edit rapi dan uang jajan untuk beli makanan.

Dimulai dari tempat makan favourit di sekitar rumah, merambah makanan viral, makanan legendaris hingga restaurant dan hotel berbintang. Namun apakah penilaian seseorang tanpa latar belakang ilmu yang cukup bisa merepresentasikan keadaan yang sebenarnya tentang makanan yang dimakan ? wallahu alam.

Kalau diributkan nanti katanya “Pembeli kan adalah raja” raja mana yang semena-mena , fir’aun ente ?. kalau beli makanannya pakai uang sendiri namanya review jujur tapi kalau di endors yang bagus-bagus cenderung hiperbola.

Alih-alih merasa diri paling benar perihal selera berpegang teguh follower ribuan, food vlogger sering kebablasan mendewakan dirinya, seolah-olah atas berkat kontennya sebuah tempat makan bisa bim salabim ramai viral teboler meleber.

Beberapa kali kejadian ulah review food vlogger membuat warung sepi pembeli dan tutup karena lisannya yang sok iyee soal makanan.

Membangun rumah makan butuh modal yang kompleks karena harus memikirkan berbagai aspek multidisiplin ilmu bukan sekedar enak. Toh tidak semua tempat makan ingin viral dan bejubel pembeli hingga membuat juru masak kelelahan dan mengalami penurunan kualitas ujung ujungnya direview jelek.

Agar tidak ada yang dirugikan satu sama lain, si konten creator dapat konten dan pemilik tempat makan dapat pelanggan. Sebaiknya food blogger /vlogger bisa membekali diri dengan membaca beberapa buku berikut , dijamin ilmunya lezad dan bergizi well….

Buku The Art Of Restaurant

Penulis : Kevindra Soemantri  


Mengulas restoran menjadi kegiatan yang mulai digemari orang Indonesia di kota-kota besar yang memiliki lanskap kuliner modern cukup signifi kan. Sayangnya, sedikit sekali sumber bacaan tentang panduan dasar membuat restaurant review yang baik di Indonesia, sementara siapa pun sekarang melakukannya, baik di Instagram, blog, platform kuliner favorit, atau bahkan You Tube dalam bentuk video.

Menulis pengalaman lidah memang asyik. Namun kita perlu memperhati kan bahwa ulasan kita akan berdampak ke objek yang ditulis—pribadi maupun insiti tusi restoran. Oleh sebab itu, diperlukan standar dan pakem-pakem yang bisa mempertajam tulisan tentang kuliner .

Buku ini cocok dibaca oleh siapa pun yang tertarik untuk bekerja sebagai jurnalis boga, mereka yang ingin atau sedang menjadi penulis kuliner untuk media, para food blogger yang ingin mempertajam ilmu menulis ulasan restoran, hingga para content creator yang ingin menjadikan restaurant review sebagai bagian dari konten mereka di media sosial.

 

Buku A Jakarta : Dining History

Penulis : Kevindra Soemantri  


Jakarta saat ini menjadi rumah bagi puluhan ribu rumah makan dan restoran yang terbagi dalam cakupan yang amat luas. Dari tempat makan tradisional sampai restoran kontemporer ada di sini. Bukan hanya itu saja, Jakarta juga ibarat tuan rumah yang menerima siapapun untuk tinggal di sini, dari masakan Cina sampai masakan Spanyol, dari meriahnya masakan Aceh hingga segarnya gohu Maluku. Namun, jalan Jakarta hingga bisa dibilang sebagai kota dengan rumah makan dan restoran paling beragam di Indonesia tidaklah hadir dalam semalam. Lebih dari dua ratus tahun dilewati hingga akhirnya kita bisa menikmati ragam restoran yang tersaji di kota raksasa ini.

Penulis kuliner, Kevindra Soemantri, menggalinya dalam buku ini dan membaginya per era. Dari era Batavia di abad ke-19, saat restoran dan kafe Prancis merajalela; dekade 1970 dan 1980 yang diwarnai restoran hotel bintang lima dan munculnya tren fast-food; hingga nyamannya foodcourt yang terletak di pusat perbelanjaan modern di dekade 1990. Restoran dan tempat makan turut berkembang bersama dengan masyarakatnya, dan inilah yang menjadi intisari buku Jakarta: A Dining History, yaitu bagaimana warga Jakarta membentuk kultur makan dan minum yang tidak bisa lepas dari kehidupan sosial masyarakat kota dan terus berkembang hingga sekarang.

 

Selagi Ada Sambal Hidup akan Baik-baik saja

Penulis : Nuran Wibisono


Siapapun yg suka makanan wajib menyantap buku penuh gizi ini. ditulis dengan gaya bahasa yg sangat mudah dicerna, karena ditulis oleh orang yg sangat menghormati makanan.

buku yang berisi kumpulan tulisan Nuran Wibisono di beberapa media ini tak melulu bercerita tentang makanan yg menjadi benang merah keseluruhan isinya, tapi juga kenangan dan cinta yg meluber dalam setiap jejak santapan nyaris di setiap lembar halaman.

 

Bondan Winarno masih menjadi Bapak Food Vlogger Indonesia, sebagai generasi yang jadwal makan siang sepulang sekolah menyesuaikan jadwal acara wisata kuliner yang dibawakannya. Menjadi teman makan bareng meski makan lauk tempe kalau sama Pak Bondan rasanya muaknyuss…

Pak Bondan pernah dikritik karena selalu mengatakan tempat makan yang dikunjunginya bagus. Memang tujuan Ia untuk merekomendasikan tempat makan untuk orang lain, bukan sebagai kritikus berhati dingin seperti di film Ratatouille. Jika tempat makan yang dikunjungi tidak layak maka tidak akan ditayangkan di TV. Sekelas Pak Bondan yang ahlinya ahli dibidang jurnalis boga berpengalaman saja masih punya etika, dan sadar bahwa apa yang disampaikannya akan berdampak besar untuk orang lain. Semoga kita tidak semena – mena ya

 

Pesan aku sih kamu jangan lupa makan ya …

You May Also Like

6 Comments

  1. Dari 3 buku itu, kok aku jadi tertarik sama yg terakhir itu ya? Enak kayaknya. Koleksimu, Yo? Berapa lama ngabisinnya? Ntar ke Medan pinjamlaaaaa😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih lebih cepat ngabisin sepiring nasi sih.

      Hapus
  2. Penasaran sama rekomendasi buku ke 3. Dari covernya uda bikin penasaran.
    Thankyou btw kak rekomennya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, dan lebih penasaran icipin makanan yang dia review.

      Hapus
  3. Aku gak suka baca, sukanya di dongengin kamu aja 😍

    BalasHapus