3 Rekomendasi Buku untuk Food Blogger
Julukan Food blogger atau food vlogger biasanya disandang seseorang yang dirasa mampu mereview makanan. Bermodalkan followers ribuan, gawai jernih canggih, skill edit rapi dan uang jajan untuk beli makanan.
Dimulai dari tempat makan favourit di sekitar rumah, merambah makanan viral, makanan legendaris hingga restaurant dan hotel berbintang. Namun apakah penilaian seseorang tanpa latar belakang ilmu yang cukup bisa merepresentasikan keadaan yang sebenarnya tentang makanan yang dimakan ? wallahu alam.
Kalau diributkan nanti katanya “Pembeli kan adalah raja” raja mana yang semena-mena , fir’aun ente ?. kalau beli makanannya pakai uang sendiri namanya review jujur tapi kalau di endors yang bagus-bagus cenderung hiperbola.
Alih-alih merasa diri paling benar perihal selera berpegang teguh follower ribuan, food vlogger sering kebablasan mendewakan dirinya, seolah-olah atas berkat kontennya sebuah tempat makan bisa bim salabim ramai viral teboler meleber.
Beberapa kali kejadian ulah review food vlogger membuat warung sepi pembeli dan tutup karena lisannya yang sok iyee soal makanan.
Membangun rumah makan butuh modal yang kompleks karena harus memikirkan berbagai aspek multidisiplin ilmu bukan sekedar enak. Toh tidak semua tempat makan ingin viral dan bejubel pembeli hingga membuat juru masak kelelahan dan mengalami penurunan kualitas ujung ujungnya direview jelek.
Agar tidak ada yang dirugikan satu sama lain, si konten creator dapat konten dan pemilik tempat makan dapat pelanggan. Sebaiknya food blogger /vlogger bisa membekali diri dengan membaca beberapa buku berikut , dijamin ilmunya lezad dan bergizi well….
Buku The Art Of Restaurant
Penulis : Kevindra Soemantri
Buku A Jakarta : Dining History
Penulis : Kevindra Soemantri
Jakarta saat ini menjadi rumah
bagi puluhan ribu rumah makan dan restoran yang terbagi dalam cakupan yang amat
luas. Dari tempat makan tradisional sampai restoran kontemporer ada di sini.
Bukan hanya itu saja, Jakarta juga ibarat tuan rumah yang menerima siapapun
untuk tinggal di sini, dari masakan Cina sampai masakan Spanyol, dari meriahnya
masakan Aceh hingga segarnya gohu Maluku. Namun, jalan Jakarta hingga bisa
dibilang sebagai kota dengan rumah makan dan restoran paling beragam di
Indonesia tidaklah hadir dalam semalam. Lebih dari dua ratus tahun dilewati
hingga akhirnya kita bisa menikmati ragam restoran yang tersaji di kota raksasa
ini.
Penulis kuliner, Kevindra Soemantri, menggalinya dalam buku ini dan membaginya
per era. Dari era Batavia di abad ke-19, saat restoran dan kafe Prancis
merajalela; dekade 1970 dan 1980 yang diwarnai restoran hotel bintang lima dan
munculnya tren fast-food; hingga nyamannya foodcourt yang terletak di pusat
perbelanjaan modern di dekade 1990. Restoran dan tempat makan turut berkembang
bersama dengan masyarakatnya, dan inilah yang menjadi intisari buku Jakarta: A Dining
History, yaitu bagaimana warga Jakarta membentuk kultur makan dan minum yang
tidak bisa lepas dari kehidupan sosial masyarakat kota dan terus berkembang
hingga sekarang.
Selagi Ada Sambal Hidup akan Baik-baik saja
Penulis : Nuran Wibisono
Bondan Winarno masih menjadi Bapak Food Vlogger Indonesia, sebagai generasi yang jadwal makan siang sepulang sekolah menyesuaikan jadwal acara wisata kuliner yang dibawakannya. Menjadi teman makan bareng meski makan lauk tempe kalau sama Pak Bondan rasanya muaknyuss…
Pak Bondan pernah dikritik karena selalu mengatakan tempat makan yang dikunjunginya bagus. Memang tujuan Ia untuk merekomendasikan tempat makan untuk orang lain, bukan sebagai kritikus berhati dingin seperti di film Ratatouille. Jika tempat makan yang dikunjungi tidak layak maka tidak akan ditayangkan di TV. Sekelas Pak Bondan yang ahlinya ahli dibidang jurnalis boga berpengalaman saja masih punya etika, dan sadar bahwa apa yang disampaikannya akan berdampak besar untuk orang lain. Semoga kita tidak semena – mena ya
Pesan aku sih kamu jangan lupa makan ya …
6 Comments
Dari 3 buku itu, kok aku jadi tertarik sama yg terakhir itu ya? Enak kayaknya. Koleksimu, Yo? Berapa lama ngabisinnya? Ntar ke Medan pinjamlaaaaa😁
BalasHapusMasih lebih cepat ngabisin sepiring nasi sih.
HapusPenasaran sama rekomendasi buku ke 3. Dari covernya uda bikin penasaran.
BalasHapusThankyou btw kak rekomennya :)
Bener, dan lebih penasaran icipin makanan yang dia review.
HapusAku gak suka baca, sukanya di dongengin kamu aja 😍
BalasHapusOw ow Dongeng 1001 malam
Hapus