Di
zaman serba gawai saat ini semua hal
bisa diperoleh hanya dengan mengandalkan smartphone.
Kemudahan akses membuat pola hidup manusia tanpa disadari menjadi lebih mengandalkan
sesuatu yang praktis. Hingga sebuah studi terbaru memaparkan bahwa masyarakat
Indonesia terkenal sebagai orang termalas jalan kaki.
Sebahagian
besar ruas jalan kota medan selalu dipadati kendaraan pribadi yang semakin
banyak, juga semakin menjamurnya taksi dan ojek online. Selain untuk mengantar penumpang, aplikasi ojek online tersebut juga memberikan pelayan
pesan antar.
Sendentary lifestyle sendiri merupakan pola hidup minim aktivitas fisik,
biasanya terlihat dengan lebih sering menghabiskan waktu cukup lama dengan
duduk di depan komputer, televisi atau bermain games di ponsel. Hal ini
menyebabkan pelaku gaya hidup sendentari kekurangan konsumsi plant based food karena lebih sering
mengonsumsi makanan tinggi kalori, lemak dan gula lewat makanan cepat saji yang
dipesan melalui ojek online dan
semacamnya.
Menurut Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, 42%
atau hampir separuh proporsi penduduk yang masuk dalam kelompok usia di atas 10
tahun, berperilaku sedentari atau, 1 dari 4 penduduk kita, menerapkan perilaku
sedentari minimal 6 jam setiap harinya. Sementara data dari Badan
Kesehatan Dunia atau WHO, menunjukkan bahwa gaya hidup sedentari adalah 1 dari
10 penyebab kematian terbanyak di dunia.
Data yang dilaporkan oleh European Prospective Investigation into
Cancer and Nutrition (EPIC) pada tahun 2008 juga menunjukkan bahwa kematian
akibat kebiasaan malas gerak jumlahnya dua kali lebih banyak dibandingkan kematian
karena obesitas.
Jika gaya hidup sedentari diikuti dengan pola makan yang tidak seimbang dan
kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol, maka gaya hidup
ini berisiko menyebabkan penyakit jantung.
Bahaya Gaya Hidup
Sendentari
Penerapan gaya
hidup sendentari akan meningkatkan resiko berbagai penyakit. Mulai dari Asupan
makanan berlebih pada tubuh yang kurang aktif bergerak, tersimpan dalam bentuk
lemak akan menyebabkan risiko diabetes hingga mengakibatkan kolestrol tubuh
meningkat. seperti yang kita ketahui kedua penyakit diatas adalah induk dari penyakit
Jantung.
Sebelum
penyakit jantung koroner menyerang. Sebaiknya kita mulai pencegahan dengan pola
hidup sehat antara lain :
Menerapkan pola makan
sehat
Penumpukan
plak yang diakibatkan oleh lemak di
dalam pembuluh darah dapat dikurangai dengan mengonsumsi makanan berserat
tinggi seperti sayur-sayuran dan buah – buahan. Menentukan porsi serta jadwal
makan .
Olahraga rutin
Dengan berolahraga rutin, lemak-lemak
yang sebelumnya tertimbun di dalam tubuh dan membuat pembuluh tersumbat dapat
terbakar, risiko serangan jantung pun semakin rendah. Bagi anda yang harus
bekerja berlama-lama di depan computer. Dapat menyempatkan melakukan olahraga
selama 5 – 10 menit atau sekadar dengan berjalan berkeliling ruangan.
Hindari stres
Stres adalah salah satu faktor yang
dapat menyebabkan pembuluh darah tersumbat dan oksigen tidak sampai ke jantung.
Cegah dengan melakukan hal – hal yang disenangi untuk mengurangi tingkat stres.
Tidur cukup dan teratur
Sering begadang
dan kurang tidur telah diketahui dapat menyebabkan bergabai penyakit. Dalam
banyak penelitian menyebutkan bahwa orang yang durasi tidurnya kurang dari 7
jam per malam memiliki risiko penyakit jantung lebih tinggi.
Jadi,
sebaiknya hindari gaya hidup sendentari alias Mager dengan lebih aktif bergerak seperti berjalan kaki ketempat yang
jaraknya tidak terlalu jauh, memasak makanan sendiri dan menerapkan pola makan
dan pola hidup sehat. Karena sehat mahal harganya.
(Penulis merupakan
pegiat di Forum Lingkar Pena Medan, alumni Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan
UMSU)
1 Komentar
Sangat bermanfaat, thanks kakak :)
BalasHapus