2015, adalah tahun ku memulai usaha kue. Mulanya, ya karena hobi
dan latar belakang akademis memang jurusan Tehnik Pangan. Lalu, sering
bereksperimen dan meminta kawan – kawan mencicipi. Sempat kepikiran sebenarnya,
untuk memulai usaha kue. Dilala,
teman-teman pun melempar ide serupa.
Jadi teringat seorang kenalan dari Langsa – Aceh Timur, datang ke
Medan untuk cari ponsel. Kenapa yang di Medan pakai acara bingung cari di mana.
Gitu banyak toko ponsel di Medan bahkan ada satu plaza yang memang brand-nya itu diingat sebagai plaza
terlengkap yang menjual barang – barang elektronik – Yap! Millennium ICT. Dah,
selesai separuh masalah: Beli di mana.
Yang namanya perempuan, sering belum ditawari aja udah bingung. Jadi ada beberapa hal yang kulakukan sebelum berangkat.
Pertama, cari info di internet, market place, atau majalah tentang hand phone yang spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan. Cari satu atau dua jenis handphone. Lebih juga boleh, kalau rajin.
Akibat sedari rumah udah ada kian persiapan, jadi enggak bingung dengan penawaran dari sana - sini. Langsung fokus cari target ponsel atau alternatifnya. Pastikan langsung perihal garansinya. Untuk harga, kalau rasa kita masih bisa ditawar, tawarlah sesuai harga standar yang udah kita cari di internet tadi. Jangan pula menawar sampai bengis kali kan, ya. Dan kala itu, dapat juga yang dicari
dengan harga sesuai standar, malah dikasih bonus phone case.
Pas di lantai tiga, terlihatku lah games zone gitu, mulai odong – odong sampai balap – balapan, apalah istilah tempatnya ya? Maunya kubawa keponakan yang masih kecil – kecil, biar main mereka di sini (biar enggak ketara kali, kalau sebenarnya bukleknya yang pingin main, haha).
“Kok enggak buat usaha kue aja, Yo?”
Beraneka Kyokue |
Eh iya, ya, kalau bisa dibayar ngapain
gratisin mulu? Wkwkwk. Lalu terciptalah nama KyoKue sebagai merek dagang (asek),
setelah perenungan dalam. Modal? Seadanya dulu, ditambah kemauan dan keberanian
mengeksekusi. Boro-boro langsung mau
buat toko, wong alat-alat masak juga
perlahan tapi pasti baru terpenuhi. Namun, harus jualan di mana? Ke siapa?
Indonesia itu kan ranking ke-6 pengguna internet terbanyak di muka
bumi ini, dan aku salah satu yang tiap hari main sama hape. Mana lagi, apa –
apa sekarang serba online, kan?
Kenapa enggak coba memulai memasarkan kue lewat internet? Kituuu pemirsah.
Lewat instagram, blog, Whatsapp, dan brand ambassador yang mana adalah teman-teman sendiri – yang
seolah mereka telah dikontrak sepanjang hayat. Pesanan kue berdatangan. Silih
berganti mendarat di hape dengan cakep. Kadang banyak, kadang sedikit, kadang
memang sengaja dibatasi, karena sedang butuh liburan agar tetap waras. Hooh, di
samping usaha kue, masih kudu membantu usaha percetakan keluarga, menjalankan adventure organizer bersama teman, dan
juga mengajar demi membantu tercapainya tujuan nasional: mencerdaskan kehidupan
bangsa. :’)
Kejadian itu pun menghampiri: ponsel hank saat banyak pesanan. Parahnya, belum dicatat pesan apa aja, berapa,
dan kapan mau diambil – ingatnya sepekan lagi gitu tapi lupa tanggal tepatnya.
Saudara-saudara, percayalah! Saat seperti ini (dan sesungguhnya saat apa pun) tidak
ada gunanya bertanya pada Kerang Ajaib layaknya Patrick dan Sponge Bob.
‘Ku harus cari gantimu, Ponsel!’
Sebagai pedagang online dan
generasi milenial, kepikiran cari ponsel di marketplace, e-commerce. Jual – beli online itu udah kayak keseharian. Hanya
lagi permasalahannya, kalau nanti ponsel
yang datang dan deskripsi di olshop
enggak sesuai, kalau garansinya enggak jelas, kalau, dan kalau. Malah makin
ribet kan? Lah, harga ponsel juga lebih mahal dari harga tepung segoni, ditambah perlu segera.
Beberapa keluhan customer |
Lokasi Millennium ICT |
Nah, Millennium ICT ada berjibun toko ponsel,
komputer, CCTV, kamera, dan produk elektronik lainnya. Pun banyak promo yang
ditawarkan dengan produk – yang kata Maillee: bukan kaleng - kaleng. Dengan kata
lain, ada banyak pilihan tempat belanja di sana, ini memudahkan ketika yang kita cari
enggak ada, tinggal cari di toko lainnya.
Pembeli dan penjual pun bisa
berkomunikasi secara langsung. Hingga kita jadi bisa lebih memastikan perihal
kualitas, jaminan, dan garansi barang yang kita beli.
Yang namanya perempuan, sering belum ditawari aja udah bingung. Jadi ada beberapa hal yang kulakukan sebelum berangkat.
Pertama, cari info di internet, market place, atau majalah tentang hand phone yang spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan. Cari satu atau dua jenis handphone. Lebih juga boleh, kalau rajin.
Kedua, perhatikan range harganya. Jadi enggak buta juga tentang harga. Cuma ya,
kalau anak sultan mah bebas, beli satu bayar dua pun jadi.
Ketiga, cari info tentang promo atau apa aja
yang ada di Millennium ICT, semakin mudah. Bisa unduh aplikasi Millennium ICT di Play Store.
Ceritanya, lagi enggak ada hape ya kan, enggak bisa juga lewat laptop, jadi bisa pinjam bentar hape abang atau kakak – kalau punya dan dia baik hati.
Ceritanya, lagi enggak ada hape ya kan, enggak bisa juga lewat laptop, jadi bisa pinjam bentar hape abang atau kakak – kalau punya dan dia baik hati.
Finally, pergi juga sendirian ke Millennium
ICT yang berlokasi di Jl. Kapten Muslim
Medan. Ke sana bisa naik ojol, angkot juga banyak yang lewat, kendaraan
pribadi juga bisa, perkara parkiran: aman dan luas. Sampai di sana, ya kalau
sudah waktunya sholat, sholat dulu, kadang keliling mall bisa buat lupa waktu.
Ini bukan hal yang sulit karena mushola juga tersedia.
Tersedia Musholla |
Akibat sedari rumah udah ada kian persiapan, jadi enggak bingung dengan penawaran dari sana - sini. Langsung fokus cari target ponsel atau alternatifnya. Pastikan langsung perihal garansinya. Untuk harga, kalau rasa kita masih bisa ditawar, tawarlah sesuai harga standar yang udah kita cari di internet tadi. Jangan pula menawar sampai bengis kali kan, ya.
Foodcourt di Millennium ICT |
Di sini, selain terdapat minimarket, kita juga bisa cari makanan, mulai yang western food sampai tradisional. Ada
juga Cinema XXI, yang harga tiketnya lebih mural daripada Cinema XXI di mall
lainnya. Saat ini, ku sedang menunggu waktu tayang Frozen di November nanti.
Cinema XXI |
Pas di lantai tiga, terlihatku lah games zone gitu, mulai odong – odong sampai balap – balapan, apalah istilah tempatnya ya? Maunya kubawa keponakan yang masih kecil – kecil, biar main mereka di sini (biar enggak ketara kali, kalau sebenarnya bukleknya yang pingin main, haha).
Zona bermain |
Seperti
itu pengembaraan owner Kyokue mencari
hand phone baru dengan happy ending, demi menunjang perjalanan
usaha. Kalau teman – teman, punya pengalaman yang bagaiaman dalam mencari gadget?
1 Komentar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus